Bawa Konsep Baru, Target Rp650 Miliar
A
A
A
MENGUSUNG tema ”Digital Life”, pameran teknologi Indocomtech tahun ini hadir dengan suasana yang lebih segar. Tidak hanya mengedepankan eksperiens kepada pengunjung, tapi juga memiliki lebih banyak kegiatan menarik.
Gandhi Pratama tertegun. Ia baru selesai memainkan game roller coaster3 dimensi (3D) melalui perangkat virtual reality headset Oculus Rift di booth milik Intel Indonesia yang terletak di Cendrawasih Area, booth C12A, Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (31/10) silam.
Gandhi datang ke Indocomtech 2014 untuk satu tujuan: yakni mengganti ponsel BlackBerry lama miliknya dengan smartphone Android keluaran terbaru yang memiliki ukuran layar minimal 5 inci. Namun, sudah hampir satu jam lebih waktu pria yang bekerja di bidang akunting itu justru dihabiskan untuk melihat-lihat booth pameran, termasuk milik Intel.
”Saya sudah lama tahu tentang teknologi virtual reality yang dipopulerkan oleh Oculus Rift. Tapi, baru hari ini bisa mencoba langsung,” curhatnya. ”Rasanya luar biasa, pengalaman 3D-nya bahkan lebih baik dibanding informasi yang saya baca atau lihat di YouTube. Benar-benar seperti sedang menaiki roller coaster,” tambahnya antusias.
Mencoba dan mengeksplorasi langsung produk teknologi terbaru atau yang sudah dipasarkan memang jadi salah satu perubahan konsep Indocomtech 2014, pameran teknologi terbesar di Indonesia yang kini dikelola oleh PT Amara Pameran Internasional (bukan lagi Dyandra Promosindo) itu. Ini terlihat dari experience zone (tempat untuk mengeksplorasi produk) yang lebih banyak. ”Kami ingin pengunjung bisa lebih paham terhadap teknologi terbaru atau mendapatkan produk sesuai yang mereka butuhkan dengan cara mencobanya langsung,” ujar Direktur PT Amara Pameran Internasional (API) Sri Vista Limbong, ketika ditemui Kamis (29/10) silam.
Selain Oculus Rift, Sri menyebut banyak sekali hal yang bisa dicoba. Misalnya akses jaringan 4G dari operator telekomunikasi, booth experiencedari vendor printer, stand Taiwan Excellence yang memperlihatkan berbagai produk asal Taiwan, hingga aplikasi peta digital Mapflix 2 yang bisa diunduh untuk memandu pengunjung mencari boothtertentu yang mungkin sedang menggelar promo.
Sri mengakui, memang sulit untuk membuat pameran berkonsep murni business-to-business (B2B) seperti Consumer Electronic Show(CES) yang ada di Las Vegas, di Indonesia.
”Tapi, setidaknya kami mendorong vendor untuk mengalokasikan boothnya untuk zona experience, serta menggelar kegiatan selain jualan,” katanya sembari menyebut hampir 10 persen dari 300 perusahaan di bidang telekomunikasi, komputer, software, game, dan aksesoris yang berpartisipasi sudah mengedepankan konsep eksperiens.
Salah satu yang menarik adalah booth Taiwan Excellence Pavilion milik Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) yang memamerkan berbagai merek keluaran Taiwan. Mulai dari Asus, Acer, MSI, hingga HTC.
Pameran ke-22 yang berlangsung selama lima hari (29 Oktober-2 November 2014) itu juga memiliki beragam acara. Mulai kompetisi game, berbincang dengan pendiri Kaskus Andrew Darwis, citizen journalist photo competition, serta kegiatan yang melibatkan komunitas seperti Gamer Village Digital Play Park dan Poppin Digital 2014.
Jika pada 2013 silam Indocomtech dikunjungi 230 ribu orang, maka tahun ini ditargetkan naik 9,2 persen ke angka 250 ribu pengunjung. Adapun target transaksi selama lima hari diperkirakan mencapai Rp650 miliar, naik dari kontribusi Rp630 miliar pada 2013. ”Penyumbang penjualan terbesar ada pada smartphonedan tablet,” kata Sri. Indocomtech 2014 digelar berbarengan dengan pameran automotif Indonesia Motorcycle Show (IMoS) 2014 yang juga mengambil tempat di Jakarta Convention Center.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menargetkan 4.000-5.000 sepeda motor bisa terjual selama pameran. Angka tersebut meningkat dibandingkan 2 tahun lalu yang sebesar 3.000 unit, ketika pameran masih mengusung nama Jakarta Motor Show.
Adapun AISI mengatakan bahwa nilai transaksinya ditargetkan dapat mencapai Rp40 miliar. Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata menilai, asosiasinya sebenarnya tak menitikberatkan pada jumlah sepeda motor yang akan terjual. Namun lebih kepada branding. IMoS 2014 diikuti oleh empat merek anggota AISI, yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki, serta dua merek di luar AISI, yakni SYM produsen asal Taiwan dan TDR.
Selama lima hari pameran, AISI menargetkan pameran dapat menyerap 90 ribu pengunjung, jauh meningkat dibanding dua tahun lalu yang sekitar 65 ribu orang.
Danang arradian
Gandhi Pratama tertegun. Ia baru selesai memainkan game roller coaster3 dimensi (3D) melalui perangkat virtual reality headset Oculus Rift di booth milik Intel Indonesia yang terletak di Cendrawasih Area, booth C12A, Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (31/10) silam.
Gandhi datang ke Indocomtech 2014 untuk satu tujuan: yakni mengganti ponsel BlackBerry lama miliknya dengan smartphone Android keluaran terbaru yang memiliki ukuran layar minimal 5 inci. Namun, sudah hampir satu jam lebih waktu pria yang bekerja di bidang akunting itu justru dihabiskan untuk melihat-lihat booth pameran, termasuk milik Intel.
”Saya sudah lama tahu tentang teknologi virtual reality yang dipopulerkan oleh Oculus Rift. Tapi, baru hari ini bisa mencoba langsung,” curhatnya. ”Rasanya luar biasa, pengalaman 3D-nya bahkan lebih baik dibanding informasi yang saya baca atau lihat di YouTube. Benar-benar seperti sedang menaiki roller coaster,” tambahnya antusias.
Mencoba dan mengeksplorasi langsung produk teknologi terbaru atau yang sudah dipasarkan memang jadi salah satu perubahan konsep Indocomtech 2014, pameran teknologi terbesar di Indonesia yang kini dikelola oleh PT Amara Pameran Internasional (bukan lagi Dyandra Promosindo) itu. Ini terlihat dari experience zone (tempat untuk mengeksplorasi produk) yang lebih banyak. ”Kami ingin pengunjung bisa lebih paham terhadap teknologi terbaru atau mendapatkan produk sesuai yang mereka butuhkan dengan cara mencobanya langsung,” ujar Direktur PT Amara Pameran Internasional (API) Sri Vista Limbong, ketika ditemui Kamis (29/10) silam.
Selain Oculus Rift, Sri menyebut banyak sekali hal yang bisa dicoba. Misalnya akses jaringan 4G dari operator telekomunikasi, booth experiencedari vendor printer, stand Taiwan Excellence yang memperlihatkan berbagai produk asal Taiwan, hingga aplikasi peta digital Mapflix 2 yang bisa diunduh untuk memandu pengunjung mencari boothtertentu yang mungkin sedang menggelar promo.
Sri mengakui, memang sulit untuk membuat pameran berkonsep murni business-to-business (B2B) seperti Consumer Electronic Show(CES) yang ada di Las Vegas, di Indonesia.
”Tapi, setidaknya kami mendorong vendor untuk mengalokasikan boothnya untuk zona experience, serta menggelar kegiatan selain jualan,” katanya sembari menyebut hampir 10 persen dari 300 perusahaan di bidang telekomunikasi, komputer, software, game, dan aksesoris yang berpartisipasi sudah mengedepankan konsep eksperiens.
Salah satu yang menarik adalah booth Taiwan Excellence Pavilion milik Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) yang memamerkan berbagai merek keluaran Taiwan. Mulai dari Asus, Acer, MSI, hingga HTC.
Pameran ke-22 yang berlangsung selama lima hari (29 Oktober-2 November 2014) itu juga memiliki beragam acara. Mulai kompetisi game, berbincang dengan pendiri Kaskus Andrew Darwis, citizen journalist photo competition, serta kegiatan yang melibatkan komunitas seperti Gamer Village Digital Play Park dan Poppin Digital 2014.
Jika pada 2013 silam Indocomtech dikunjungi 230 ribu orang, maka tahun ini ditargetkan naik 9,2 persen ke angka 250 ribu pengunjung. Adapun target transaksi selama lima hari diperkirakan mencapai Rp650 miliar, naik dari kontribusi Rp630 miliar pada 2013. ”Penyumbang penjualan terbesar ada pada smartphonedan tablet,” kata Sri. Indocomtech 2014 digelar berbarengan dengan pameran automotif Indonesia Motorcycle Show (IMoS) 2014 yang juga mengambil tempat di Jakarta Convention Center.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menargetkan 4.000-5.000 sepeda motor bisa terjual selama pameran. Angka tersebut meningkat dibandingkan 2 tahun lalu yang sebesar 3.000 unit, ketika pameran masih mengusung nama Jakarta Motor Show.
Adapun AISI mengatakan bahwa nilai transaksinya ditargetkan dapat mencapai Rp40 miliar. Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata menilai, asosiasinya sebenarnya tak menitikberatkan pada jumlah sepeda motor yang akan terjual. Namun lebih kepada branding. IMoS 2014 diikuti oleh empat merek anggota AISI, yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki, serta dua merek di luar AISI, yakni SYM produsen asal Taiwan dan TDR.
Selama lima hari pameran, AISI menargetkan pameran dapat menyerap 90 ribu pengunjung, jauh meningkat dibanding dua tahun lalu yang sekitar 65 ribu orang.
Danang arradian
(bbg)